Formasi Menyerang Indonesia menghapi Qatar


anda sedang membaca artikel tentang Formasi Menyerang Indonesia menghapi Qatar dari indotrendy.blogspot.com


Timnas Indonesia akan kembali menjalani lanjutan pertandingan Grup E Zona Asia Pra-Piala Dunia 2014 melawan Qatar, Selasa (11/10) malam. Di dua laga awal melawan Iran dan Bahrain, Indonesia meraih hasil mengecewakan. Kalah 0-3 di Teheran dan dibungkam dengan dua gol tanpa balas oleh Bahrain di stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.

Dengan empat laga tersisa, peluang Indonesia memang belum tamat untuk lolos ke fase selanjutnya. Meski Ahmad Bustomi dkk harus bertandang ke kandang Bahrain dan Qatar, target mencuri minimal satu poin bisa saja dilakukan. Bahkan kalau perlu menang.

Indonesia juga akan melakoni dua laga kandang menjamu Qatar dan Iran. Peluang menang selalu saja terbuka, sepanjang para pemain mampu mempersiapkan diri mereka dengan baik dan mengikuti instruksi pelatih. Dan pastinya bermain lebih baik, saat menyerang dan kehilangan bola, tidak seperti di dua laga awal.

Wim Rijsbergen pun sepertinya sudah melakukan analisa yang mendalam soal kekalahan Indonesia saat melawan Iran dan Bahrain. "Kita kalah (dari Iran dan Bahrain) karena terlalu banyak kehilangan bola. Kalau kita bisa perbaiki, masalah itu kita mungkin bisa mendapat hasil berbeda," ujar Wim ketika berbicara di jumpa pers jelang laga melawan Qatar di Hotel Atlet Century, seperti yang dilansir oleh detiksport, Senin (10/10).

Pelatih berusia 59 tahun itu menekankan berkali-kali ke anak asuhnya soal skema permainan yang ia mau. Rijsbergen meminta tim Merah Putih bermain sepak bola yang simpel dan cepat.

"Saya orang Belanda. Oleh karenanya saya suka sepak bola menyerang. Jangan heran kalau besok saya memasang delapan pemain depan untuk menggedor pertahanan Qatar," jelasnya.

Permainan cepat yang mengandalkan umpan pendek dari kaki ke kaki memang cocok dengan karakter pemain-pemain Indonesia. Kita pasti akan kembali gagal jika mudah kehilangan bola atau mengandalkan umpan lambung ke jantung pertahanan lawan.

Lalu kira-kira formasi seperti apa yang akan diterapkan Rijsbergen saat melawan Qatar? Mantan pelatih Trinidad Tobago itu menegaskan akan menggunakan formasi menyerang 4-3-3. Formasi empat bek sejajar (dua bek sayap dan dua bek tengah), tiga gelandang (satu gelandang bertahan dan dua gelandang sayap) dan tiga penyerang (satu penyerang lubang dan dua penyerang target) memang paling pas dengan kondisi tim saat ini.

Jika melihat jalannya pertandingan uji coba dengan Arab Saudi yang berakhir 0-0, Jumat (7/10) lalu, Rijsbergen memasang beberapa muka baru di susunan pemain yang turun sejak menit awal. Yang menarik, nama-nama baru itu mampu bermain baik.

Di bawah mistar gawang, kiper I Made Wirawan tampil cemerlang. Selama 90 menit laga berjalan, kiper 30 tahun yang bermain untuk klub Persiba Balikpapan itu beberapa kali mampu memotong umpan silang dan menepis tendangan ke arah gawang yang dilakukan Arab Saudi.

Wirawan juga punya tangkapan yang lengket dan penempatan posisi yang baik sebagai seorang penjaga gawang. Posturnya juga tegap dan jangkung. Satu lagi, Wirawan punya kemampuan komunikasi verbal yang baik dalam mengatur koordinasi para pemain bek di depannya.

Untuk sektor pertahanan, ada dua nama baru yang dipasang. Wahyu Wjiastanto (bek tengah) dan Supardi (bek sayap kiri), menemani Zulkifli Syukur (bek sayap kanan) serta M Robby (bek tengah). Dari segi permainan barisan pertahanan masih banyak kekurangan, terutama soal komunikasi antar bek dan kesepahaman saat menutup daerah yang berlubang.

Kekurangan ini terlihat setiap timnas kehilangan bola. Para bek selalu terlihat gugup dan kebingungan. Dua bek sayap juga sering telat menutup daerahnya, tak heran jika Arab Saudi bisa berulang kali melepaskan umpan silang ke kotak penalti Indonesia.

Di lini tengah nama Hamka Hamzah ditempatkan di depan barisan pertahanan. Fungsi Hamka ialah untuk memotong alur serangan lawan sebelum sampai ke sepertiga daerah pertahanan Indonesia. Tapi kenyataannya Hamka tidak begitu bagus melakoni fungsi barunya ini.

Sedangkan Bustomi dan M Ilham menjadi penopang serangan tim Merah Putih dari lapangan tengah Kombinasi keduanya sebenarnya baik, hanya saja mereka belum bisa mempraktikkan skema sepak bola simpel yang diinginkan pelatih. Keduanya beberapa kali kehilangan bola dan sering kebingungan ketika akan mengalirkan bola ke depan.

Beralih ke lini depan, acungan jempol layak ditujukan ke penyerang muda Ferdinand Sinaga. Ferdinand yang diposisikan sebagai penyerang lubang di belakang Irfan Bachdim dam Cristian Gonzales, bisa tampil ganas.

Meski tidak mencetak gol, pergerakan Ferdinand cukup sulit diredam barisan pertahanan Arab Saudi. Ia juga beberapa kali melepaskan umpan berbahaya ke daerah pertahanan Arab Saudi, sayang penampilan El Loco dan Irfan tidak maksimal hari itu.

Untuk laga menghadapi Qatar, Rijsbergen ada baiknya kembali memasang kiper I Made Wirawan di bawah mistar gawang. Penampilan apiknya saat melawan Arab Saudi patut mendapat apresiasi.

Posisi bek tengah sebaiknya diisi oleh M Robby/Hamka Hamzah dengan Wahyu Wijastanto. Wahyu patut mendapat prioritas karena ia sebenarnya punya kualitas sebagai bek tengah. Posturnya juga cukup jangkung, pas untuk mengantisipasi umpan-umpan lambung Qatar.

Pos bek sayap sepertinya sulit tergantikan, nama Zulkifli Syukur (kanan) dan M Nasuha (kiri) masih yang terbaik di negeri ini.

Lini tengah akan mendapat sorotan di laga melawan Qatar. Nama Ahmad Bustomi sudah pasti harus dimainkan, asal ia tidak cedera atau terkena akumulasi kartu. Kemampuannya mengalirkan bola dan mengatur ritme permainan timnas masih sulit digantikan oleh pemain lain.

Pendamping Bustomi sebaiknya diisi oleh M Ilham dan M Ridwan. Dua pemain sayap ini cukup lincah dan punya gocekan yang bagus. Mereka berdua juga bisa dirotasi dari sayap kanan ke sayap kiri, dan sebaliknya.

Resikonya ialah setiap Indonesia kehilangan bola, tiga gelandang ini harus bekerja ekstra keras menutup lubang di daerah pertahanan. Transisi ketiganya juga harus cepat saat kehilangan bola.

Lini depan, nama Ferdinand Sinaga sebaiknya tetap dipasang sejak menit awal. Semangat, pergerakan dan kecepatannya pasti merepotkan Qatar. Irfan Bachdim yang tampil kurang bagus saat melawan Arab Saudi, bisa digantikan oleh Yongki Aribowo.

Yongki yang juga masih muda tentu punya kecepatan, ketajamannya pun tak jelek-jelek amat. Yongki adalah penyerang andalan klub Arema Malang dan timnas U-23 yang dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games XXVI.

Memasang Ferdinand dan Yongki di lini depan memang pas dengan skema bermain cepat dan menyerang yang diinginkan oleh Rijsbergen.

Untuk penyerang target, Cristian Gonzales sepertinya masih bisa diandalkan, dibanding Bambang Pamungkas. Meski sudah berusia 36 tahun, El Loco masih mematikan di kotak penalti. Pemain lawan juga harus menjatuhkannya untuk menghentikan pergerakan El Loco, di sini Indonesia punya peluang bagus untuk memanfaatkan tendangan bebas.

Jika Gonzales benar-benar "dimatikan" oleh bek Qatar, setidaknya ia bisa membuka ruang untuk Yongki, Ferdinand atau pemain gelandang lainnya untuk melakukan tusukan dan tendangan ke gawang Qatar.

Prakiraan formasi Indonesia versus Qatar: (4-3-3): I Made Wirawan; Zulkifli Syukur, M Robby, Wahyu Wijiastanto, M Nasuha; Ahmad Bustomi, M Ridwan, M Ilham; Ferdinand Sinaga, Yongki Aribowo, Cristian "El Loco" Gonzales.


Category Article

What's on Your Mind...