Lagi-lagi Wilayah Indonesia Diklaim Malaysia


anda sedang membaca artikel tentang Lagi-lagi Wilayah Indonesia Diklaim Malaysia dari indotrendy.blogspot.com
Diklaimnya lima desa di di Kecamatan Lumbis Ogong Kabupaten Nunukan oleh Malaysia, bagi Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Terpencil (BPKP2DT) Kaltim, Adri Patton, adalah biasa saja.


Ia katakan pihaknya akan segera meninjau lima desa itu setelah kembali ke Kaltim.

“Kalau diklaim Malaysia, itu sudah biasa. Yang jelas kawasan yang diklaim itu masuk dalam daftar permasalahan yang akan segera dituntaskan,” ujar Adri Patton, Rabu (4/1) siang.

Ia katakan, penyelesaian masalah perbatasan tak dapat dilakukan sepihak oleh masing-masing negara, baik oleh Malaysia maupun Indonesia. Kedua negara harus melakukan pengukuran patok batas dan mencari titik koordinat batas antar negara.

Proses itu dilakukan juga harus melibatkan seluruh pihak terkait. Antara lain oleh Bakorsurtanal, Badan Pengelola Perbatasan Nasional (BNPP), BPKP2DT Kaltim serta pihak terkait di Malaysia.

"Kedua negara yang berbatasan harus menyelesaikan jika terdapat selisih batas negara, terlebih adanya klaim dari negara tetangga. Karena komunikasi dan koordinasi harus tetap dilakukan kedua negara yang berbatasan guna menentukan titik batas wilayah masing-masing," tegasnya.

Karena itu ia tetap yakin dengan keberadaan lima desa di Kecamatan Lumbis Ogong Nunukan sebagai teritorial NKRI yang akan tetap diperjuangkan. Pasalnya, masalah tersebut mencuat akibat belum tuntasnya persoalan patok batas antarnegara pasca konfrontasi RI-Malaysia 1965 silam yang tak diakui oleh Malaysia.

Seperti diberitakan kemarin, lima desa di Kecamatan Lumbis Ogong Kabupaten Nunukan diklaim Malaysia masuk ke dalam wilayahnya. Hal ini terjadi karena patok perbatasan RI-Malaysia yang dipasang di kawasan tersebut pasca konfrontasi RI-Malaysia 1965 lalu, tidak diakui oleh Malaysia.

Lima desa tersebut adalah Desa Sumantipal, Desa Labang, Desa Ngawol, Desa Lagas dan Desa Bulu Laun Hilir. Kelimanya terletak di Kecamatan Lumbis Ogong, sekitar muara Sungai Sumantipal.

Lima desa ini berbatasan langsung bagian utaranya dengan Kampung Bantul, Sabah, Malaysia. Kecamatan Lumbis Ogong dimekarkan dari Kecamatan Lumbis pada pertengahan 2011 lalu. Di Kecamatan Lumbis Ogong terdapat 49 desa.

Dikatakan Anggpta DPRD Nunukan dari daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Lumbis, Hermanus, sejak berakhirnya konfrontasi RI-Malaysia, Negeri Jiran itu tidak terima dengan pengukuran batas wilayah dan patok perbatasan yang dibuat Indonesia. Mereka tetap mengklaim kawasan muara Sungai Sumantipal masuk dalam kawasan mereka.

“Pengukuran batas wilayah dilakukan setelah konforntasi selesai. Mereka tidak sepakat dan minta diukur ulang. Sampai sekarang belum ada penyelesaian. Karena itu mereka juga masih mengklaim semua wilayah di Muara Sungai Sumantipal adalah kawasan mereka,’ ujar Hermanus, Selasa (3/1).

Di lima desa itu hidup sekitar 566 jiwa dan 131 kepala keluarga (KK). Dari data 2008, rinciannya Desa Sumantipal hidup 164 jiwa 41 KK, Desa Labang 86 jiwa 21 KK, Desa Ngawol 151 jiwa 31 KK, Desa Lagas 73 jiwa - 17 KK dan Desa Bulu Laun Hilir 92 jiwa - 21 KK.

Dikatakan Hermanus, seluruh masyarakat di lima desa itu hampir seratus persen hidupnya tergantung dari Malaysia, terutama kebutuhan pokok seperti sembako.

“99 persen barang yang ada di desa itu berasal dari Malaysia. Gula Malaysia yang sampai di Kabupaten Berau, sumbernya dari Malaysia masuk dari Sungai Sumantipal,” ujarnya.

Sampai hari ini Malaysia memang tidak terang-terangan mencaplok secara fisik dan kedaulatan wilayah di lima desa itu. Namun mereka sejak lama sudah mengklaim dengan cara mengajukan dokumen protes kepada RI soal batas negara di kawasan tersebut.

“Malaysa klaim secara administrasi, mengajukan surat ke lembaga-lembaga internasional seperti Mahkamah Internasional,” ujarnya.

Tak hanya itu, Malaysia juga ikut “mengurus” kehidupan masyarakat lima desa tersebut. Di antaranya dengan memberikan pembangkit listrik atau genset kepada warga di sana dan membagikan pakaian sesekali. Apalagi masyarakat di lima desa itu masih banyak yang memiliki hubungan kekerabatan dengan warga di Kampung Bantul, Sabah Malaysia.


Category Article

What's on Your Mind...